Seberkas semangat menyambut istana impian


Seberkas semangat menyambut istana impian
Saat langit menangis bumi pun terluka ……….

Bimbang dibalut Dingin malam ini semakin membuat hatiku gunda gulana memikirkan keputusan apa yang akan aku berikan kepada orang tuaku,

 sejak usai UN SD Impian ibu selalu mendesakku untuk segera memilih sekolah menengah pertama   (SMP )     yang merupakan anak tangga    pendidikan selanjutnya  

aku hanya   menjawab  “tidak tahu mana “ tapi yang selama ini menjadi terbayang di pikiran adalah pesantren impian


 mungkin aku akan menjawab pertanyaan ibu dengan kepastian sedangkan pengumuman kelulusan saja belum keluar . itulah ibuku namun aku sadar apa yang ibuku lakukan adalah caranya memberikan yang terbaik untukku.


Dia adalah wanita pertama yang aku cintai dia mengenalkanku dunia yang penuh warna warni mengajariku berani menatap langit yang kadang beganti gelap dan terang membebaskanku dari belenggu kebodohanku, keterpurukanku, bahkan dia mampu menghapus lukaku, kesedihanku menghanyutkanku dalam buaiankasihnya.


Itu sebabnya aku sangat mencintainya lebihdari diriku sendiri kuingin menjadi seperti dirinya pikiranku mulai terbang bersama angan anganku menuju alam mimpi…..

Impian....

yah terbayang lagi suasana rumah impian itu, 
Bunyi beduk yang di tabuh oleh muadzzin masjid telah terdengar bertalu-talu serta suara adzan pun mulai dikumandangkan di masjid lain,

segera aku bangkit dari tempat tidurku lalu menuju kamar mandi, saat kulitku kuguyur air wudhu saakan air itu merasuk kedalam pori-pori menembus kulit ‘berrr, dingin.


Kugelar sejadah biru langit menghadap kiblat di pojok kamarku lalu kutunaikan panggilan robbku, menghdapkan wajahku untuk sejenak berdialog denganNYA.